Sehabis membaca buku yang ditulis oleh Fathi Yakan dari Ikhwanul Muslimin berjudul Komitmen Muslim Sejati (Madza Ya'ni Intima'i lil Islam) di perpustakaan STAN. Beberapa catatan yang kubuat dari buku ini, tentang bagaimana kita, seorang Muslim menyadari apa itu Islam sebagai agama yang kita yakini. Beberapa dari kita, pemuda, tidak tahu dan tidak mencari tahu tentang hakikat menjadi seorang Muslim, dan yang paling beruntung di antaranya ialah yang mempertanyakan Islam dan mengetahui kebenarannya. Wallahu a'lam..
Meng-Islamkan Akidah
Memperteguh keyakinan, selaras pada tuntunan Al-Qur’an dan sunah
Rasulullah.
Meng-Islamkan Ibadah
1.
Ihsan dalam beribadah
Hendaklah kamu beribadah kepada Allah
seakan-akan kamu melihatNya, jika kamu tidak bisa (seakan-akan) melihatNya,
maka (sadarilah bahwa) Ia melihatmu. (Mutafaq alaih)
2.
Khusyuk dalam ibadah
Alangkah banyaknya orang yang berdiri
melaksanakan shalat, tetapi yang diperoleh dari shalatnya hanyalah kelelahan
dan kepayahan. (H.R. An-Nasa’i)
3.
Hati harus hadir sepenuhnya melepaskan pikiran
dari sekeliling, yaitu kesibukan dan keinginan duniawi
Allah tidak akan melihat shalat yang
dilakukan oleh seseorang yang hatinya tidak hadir di dalamnya bersama badannya.
(Musnad Al-Firdausi, isnadnya dhaif)
“Shalat adalah bagian dari akhirat. Maka,
jika kamu telah memasuki akhirat, kamu harus keluar dari dunia.”
4.
Dalam beribadah jangan pernah puas
Bertaqarub kepada Allah dengan melaksanakan
ibadah-ibadah nafilah.
“… HambaKu akan senantiasa bertaqarub
kepadaKu dengan melakukan nawafil (ibadah-ibadah sunah) sampai Aku mencintainya.
Dan apabila Aku sudah mencintainya, maka Aku akan menjadi telinganya yang
dipakainya untuk mendengar, menjadi matanya yang dipakainya untuk melihat,
menjadi tangannya yang dipakainya untuk memukul dan kakinya yang dipakainya
untuk berjalan.”
5.
Melaksanakan qiyamulail (shalat malam) serta
melatih diri untuk melaksanakan sampai terbiasa
“Mereka sedikit sekali tidur di waktu
malam. Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah.” (Q.S. Adz
Dzariyat:17-18)
Di antara ibadah-ibadah sunah yang
dianjurkan:
·
Qiyamu lail
·
Shalat Dhuha
·
Shalat Tarawih
·
Puasa Senin-Kamis
·
Puasa Arafah
·
Puasa Asyura
·
Puasa 6 hari di bulan Syawal
·
Puasa ayamul-bidh ( tanggal 13,14,15 di bulan
Qamariah)
·
Itikaf
6.
Membaca dan merenungkan Al-Qur’anul Karim
khususnya pada waktu fajar
“…sesungguhnya bacaan pada waktu fajar
(shalat Subuh) itu disaksikan (oleh malaikat).” (Q.S. Al Isra’:78)
7.
Doa yang ma’tsur, yaitu di antaranya:
·
Menjelang tidur
·
Bangun tidur
·
Memakai dan melepas pakaian
·
Keluar dan masuk rumah
·
Berjalan ke masjid
·
Masuk dan keluar masjid
·
Mau makan
·
Selesai makan
·
Masuk toilet
·
Keluar toilet
·
Ketika bersetubuh
·
Ketika sulit tidur
“Ya Allah, bintang-bintang telah tenggelam, mata-mata telah terpejam,
sedangkan Engkau Maha Hidup dan terus-menerus mengurus makhluk, tidak mengantuk
dan tidak tidur, duhai Yang Maha Hidup dan Terus-menerus mengurus makhluk,
tenangkanlah malamku dan tidurkanlah mataku.”
·
Selesai shalat
·
Ketika mengakhirii majelis
·
Menaiki kendaraan
·
Ketika melakukan safar
·
Ketika hujan turun
·
Mendengar suara halilintar
·
Hilal (awal bulan Qomariyah)
·
Mengucapkan selamat kepada pengantin
·
Melihat anak kecil
·
Ketika risau dan sedih
·
Membesuk orang sakit
·
Bertakziah
·
Ketika melaksanakan shalat jenazah
Meng-Islamkan Akhlak
1.
Bersikap wara’ (hati-hati) terhadap syubhat
“Tidaklah seorang hamba mencapai derajat
orang yang bertakwa sampai ia meninggalkan apa yang tidak haram karena
berhati-hati terhadap yang haram.” (H.R. Tirmidzi)
2.
Menahan pandangan (ghadhul bashar)
“Hendaklah kalian sungguh-sungguh menahan
pandangan kalian dan memelihara kemaluan kalian, atau jika tidak, niscaya Allah
akan menjadikan wajah kalian masam.” (H.R. Tirmidzi)
3.
Menjaga lidah
“Seorang mukmin bukanlah orang yang suka
mencela, bukan orang yang suka mengutuk, bukan orang yang berperangai keji dan
bukan orang yang berbicara kasar.” (H.R. Tirmidzi)
4.
Malu (haya’)
“Sifat pemalu tidak suka turut campur dalam
urusan orang lain, menahan pandangan, rendah hati, tidak meninggikan suara,
menerima keadaan, dll.
“Hakikat malu adalah suatu karakter yang
menyebabkan seseorang meninggalkan keburukan, mencegahnya dari tindakan
melalaikan kewajiban/melanggar hak orang lain.”
5.
Pemaaf dan sabar
6.
Jujur
7.
Rendah hati
8.
Menjauhi prasangka, ghibah dan mencari cela sesama
muslim (Q.S. Al Hujurat:12)
9.
Dermawan dan pemurah
10.
Menjadi teladan yang baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar