Kamis, 16 Mei 2013

Jarak


Tulisan Filsafat: "Jarak" oleh Mudji

P.S. : tulisannya ga kebaca di sini. 
mesti didonlot dulu gambarnya terus di-zoom. oke?

Kriteria

Kriteria. Why talk about criteria? Ga tau kenapa, apa gue yang salah jurusan kepo, selalu aja kepo gue di dunia maya berujung ke menikah-menikahan. Ya, sekadar buat pengetahuan aja sih hal-hal yang berbau nikah. Menikah, itu juga cita-cita terbesar gue. :') Tapi gue mah berdoa aja kapan dipertemukannya terserah Tuhan. Gak kepengen banget juga di usia 21 ini. Sekarang gue masih punya tanggung jawab ke orang tua, dan ke masyarakat. Dan tanggung jawab ke Tuhan, salah satunya dengan menikah. Haha kenapa balik lagi ih. Ya, gue belom tahu sebenarnya menikah itu seperti apa. Tapi entah kenapa wanita-wanita seusia gue dan dua tahun-an lebih tua dari gue kayak menebar kode-kode di jejaring sosialnya. Gue liatnya kayak kebelet menikah. Dan mereka seolah-olah mendambakan bahwa pernikahan adalah tentang romantisme dengan suami setiap harinya sampai tua dan ajal memisahkan. Hmm.. gimana tuh ya? Kalo mau realistis ya gak kaya gitu. Dan gue pikir, modal menikah itu agama sama kedewasaan berpikir dan bersikap. Menikah itu tentang masa depan. Dan ntar bukan cuma kamu dan pasangan kamu di naungan rumah tangga, tapi juga anak-anak. Justru perempuan lebih fokus ke situ. Makanya laki-laki dan perempuan yang memutuskan menikah itu baiknya sudah dewasa. Sudah bukan berpikir tentang nafsu semata, melainkan mendidik anak-anaknya. :') Itu pandangan gue sih, gatau benar atau gak. Masalah kemesraan, kalau suami cinta insya Allah suami bakalan mesra sama istri. Kalo istri sih ngikutin aja gimana suaminya. Karena sekali perempuan dicintai oleh pria, maka ia akan membalas cintanya seribu kali lipat. Hehe oke ini agak curhat. Tapi emang bener lho rulenya perempuan yang bilang: "To love means nothing, to be loved means something, to love each other means everything."

Eh iya nih malah belom ngomongin kriterianya. Banyaknya kode-kode bertebaran di jejaring sosial bikin gue mikir juga tentang kriteria calon suami idaman. Gue juga punya kriteria, tapi gue gak menebar kode karena gue pemalu #tapi nulis di sini :p. Biarin ga ada yang notice ini haha. Kalau sebagai perempuan biasa ya, gue pribadi ga punya kriteria khusus selain agama. Ya, agama dalam arti luas, jadi imam keluarga. Kalau harapan-harapan buat calon suami gue punya :D Harapan gue bisa berpasangan sama laki-laki yang mau mendengarkan gue, yang mengerti bahwa gue adalah makhluk yang diciptakan berbeda dari dia, yang mau jawab kalo gue tanya ini itu hehe, yang penyabar dan ga akan meninggalkan gue. Udah. Intangible yak kriterianya. Kalau perempuan-perempuan yang lain gue gatau, ada yang menilai fisik, ada yang menilai materi, ada yang benar-benar menilai agama, ada yang menilai popularitas, ya macem-macem. Kalo gue mah itu aja, menilai aset yang intangible, hatinya. :')

:)