Sabtu, 30 Maret 2013

Memaafkan

Setiap manusia di dunia pasti punya kesalahan
Tapi hanya, yang pemberani yang mau mengakui.
Setiap manusia di dunia pasti pernah sakit hati
Hanya yang berjiwa ksatria yang mau memaafkan.

Meng-Islamkan Akidah, Ibadah, dan Akhlak Kita


Sehabis membaca buku yang ditulis oleh Fathi Yakan dari Ikhwanul Muslimin berjudul Komitmen Muslim Sejati (Madza Ya'ni Intima'i lil Islam) di perpustakaan STAN. Beberapa catatan yang kubuat dari buku ini, tentang bagaimana kita, seorang Muslim menyadari apa itu Islam sebagai agama yang kita yakini. Beberapa dari kita, pemuda, tidak tahu dan tidak mencari tahu tentang hakikat menjadi seorang Muslim, dan yang paling beruntung di antaranya ialah yang mempertanyakan Islam dan mengetahui kebenarannya. Wallahu a'lam..
  
Meng-Islamkan Akidah

Memperteguh keyakinan, selaras pada tuntunan Al-Qur’an dan sunah Rasulullah.

Meng-Islamkan Ibadah

1.       Ihsan dalam beribadah
Hendaklah kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihatNya, jika kamu tidak bisa (seakan-akan) melihatNya, maka (sadarilah bahwa) Ia melihatmu. (Mutafaq alaih)

2.       Khusyuk dalam ibadah
Alangkah banyaknya orang yang berdiri melaksanakan shalat, tetapi yang diperoleh dari shalatnya hanyalah kelelahan dan kepayahan. (H.R. An-Nasa’i)

3.       Hati harus hadir sepenuhnya melepaskan pikiran dari sekeliling, yaitu kesibukan dan keinginan duniawi
Allah tidak akan melihat shalat yang dilakukan oleh seseorang yang hatinya tidak hadir di dalamnya bersama badannya. (Musnad Al-Firdausi, isnadnya dhaif)
“Shalat adalah bagian dari akhirat. Maka, jika kamu telah memasuki akhirat, kamu harus keluar dari dunia.”

4.       Dalam beribadah jangan pernah puas
Bertaqarub kepada Allah dengan melaksanakan ibadah-ibadah nafilah.
“… HambaKu akan senantiasa bertaqarub kepadaKu dengan melakukan nawafil (ibadah-ibadah sunah) sampai Aku mencintainya. Dan apabila Aku sudah mencintainya, maka Aku akan menjadi telinganya yang dipakainya untuk mendengar, menjadi matanya yang dipakainya untuk melihat, menjadi tangannya yang dipakainya untuk memukul dan kakinya yang dipakainya untuk berjalan.”

5.       Melaksanakan qiyamulail (shalat malam) serta melatih diri untuk melaksanakan sampai terbiasa
“Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah.” (Q.S. Adz Dzariyat:17-18)
Di antara ibadah-ibadah sunah yang dianjurkan:
·         Qiyamu lail
·         Shalat Dhuha
·         Shalat Tarawih
·         Puasa Senin-Kamis
·         Puasa Arafah
·         Puasa Asyura
·         Puasa 6 hari di bulan Syawal
·         Puasa ayamul-bidh ( tanggal 13,14,15 di bulan Qamariah)
·         Itikaf

6.       Membaca dan merenungkan Al-Qur’anul Karim khususnya pada waktu fajar
“…sesungguhnya bacaan pada waktu fajar (shalat Subuh) itu disaksikan (oleh malaikat).” (Q.S. Al Isra’:78)
7.       Doa yang ma’tsur, yaitu di antaranya:
·         Menjelang tidur
·         Bangun tidur
·         Memakai dan melepas pakaian
·         Keluar dan masuk rumah
·         Berjalan ke masjid
·         Masuk dan keluar masjid
·         Mau makan
·         Selesai makan
·         Masuk toilet
·         Keluar toilet
·         Ketika bersetubuh
·         Ketika sulit tidur
“Ya Allah, bintang-bintang telah tenggelam, mata-mata telah terpejam, sedangkan Engkau Maha Hidup dan terus-menerus mengurus makhluk, tidak mengantuk dan tidak tidur, duhai Yang Maha Hidup dan Terus-menerus mengurus makhluk, tenangkanlah malamku dan tidurkanlah mataku.”
·         Selesai shalat
·         Ketika mengakhirii majelis
·         Menaiki kendaraan
·         Ketika melakukan safar
·         Ketika hujan turun
·         Mendengar suara halilintar
·         Hilal (awal bulan Qomariyah)
·         Mengucapkan selamat kepada pengantin
·         Melihat anak kecil
·         Ketika risau dan sedih
·         Membesuk orang sakit
·         Bertakziah
·         Ketika melaksanakan shalat jenazah

Meng-Islamkan Akhlak

1.       Bersikap wara’ (hati-hati) terhadap syubhat
“Tidaklah seorang hamba mencapai derajat orang yang bertakwa sampai ia meninggalkan apa yang tidak haram karena berhati-hati terhadap yang haram.” (H.R. Tirmidzi)

2.       Menahan pandangan (ghadhul bashar)
“Hendaklah kalian sungguh-sungguh menahan pandangan kalian dan memelihara kemaluan kalian, atau jika tidak, niscaya Allah akan menjadikan wajah kalian masam.” (H.R. Tirmidzi)

3.       Menjaga lidah
“Seorang mukmin bukanlah orang yang suka mencela, bukan orang yang suka mengutuk, bukan orang yang berperangai keji dan bukan orang yang berbicara kasar.” (H.R. Tirmidzi)

4.       Malu (haya’)
“Sifat pemalu tidak suka turut campur dalam urusan orang lain, menahan pandangan, rendah hati, tidak meninggikan suara, menerima keadaan, dll.
“Hakikat malu adalah suatu karakter yang menyebabkan seseorang meninggalkan keburukan, mencegahnya dari tindakan melalaikan kewajiban/melanggar hak orang lain.”

5.       Pemaaf dan sabar
6.       Jujur
7.       Rendah hati
8.       Menjauhi prasangka, ghibah dan mencari cela sesama muslim (Q.S. Al Hujurat:12)
9.       Dermawan dan pemurah
10.   Menjadi teladan yang baik